UNIV.GUNADARMA
SOFTSKILL - ILMU SOSIAL DASAR
1B114285
5KA51
A. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPENEN MATA
KULIAH DASAR UMUM
Menghadapi masalah-masalah dalam
penyelanggaraan tridama perguruan tinggi, demikian pula untuk memenuhi tutuntan
masyarakat dan Negara , maka diselengarakan program-program pendidikan umum. Tujuan
pendidikan umum di perguruan tinggi adalah :
1. Sebagai
usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta agama
2. Untuk
menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan social yang timbul di dalam masyarakat Indonesia
3. Memberikan
pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner, dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmupengetahuan,
sehingga dengan demikian memudahkan mereka berkomunikasi
Pendidikan
umum yang diselenggarakan oleh universitas dan intitusi kemudian dikenal
dengan
mata kuliah dasar umum atau MKDU yang terdiri dari beberapa mata kuliah , yaitu
: 1) Agama, 2) Kewarganegaraan, 3) Pancasila, 4) Kewiraan, 5) IBD dan 6) ISD.
Seara
khusus mata kuliah umum bertujuan untuk
menghasilkan warga Negara sarjana
yang :
1. Berjiwa
Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan
nilai- nilai panccasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang
mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia
2. Taqwa
terhadap Tuhan yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya dan memiliki toleransi pemeluk agama lain
3. Memiliki
wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan baik social, politik maupun pertahanan keamanan
4. Memiliki
wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan seara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiahnya dan
secara bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.
LATAR BELAKANG,
PENGERTIAN DAN TUJUAN ISD
Latar
belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditunjukan pada system
pendidikan kita oleh sejumlah para cendiklawan, terutama sarjana pemdidikan,
social dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau
colonial, dan masih merupakan warisan system pendidikan Pemerintah Belanda,
yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore
van Deventer.
Pendidikan
tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat
pengetahuan yang terdiri atas.
1. Kemampuan akademis, adalah kemampuan untuk
berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan
analisis, maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis, memiliki
kemampuan konsepsional untuk mengindentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya
2. Kemampuan professional, adalah kemampuan dalam bidang
profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli
diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang
profesinya.
3. Kemampuan personal, adalah kemampuan kepribadian.
Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga
mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan
kepribadian Indonesia, memahami dan mengenali nilai-nilai keagamaan,
kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Dengan seperangkat kemampuan yang
dimiliki lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadi sarjana yang cakap, ahli
dalam bidang yang ditekuninya serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya untuk
kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umumnya.
ISD,
sebagai bagian dari MKDU, mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik
antara manusia dan lingkungannya. ISD sebagai mana dengan IBD dan IAD, bukanlah
pengantar disiplin Ilmu tersendiri, tetapi menggunakan pengertian-pengertian (
fakta, teori, konsep ) yang berasal dari berbagai bidang keahlian untuk
menanggapi masalah-masalah social, khususnya masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia. Adapun yang menjadi sasaran
perhatian adalah antara lain :
1. Berbdapat
agai kenyataan yang bersama-sama merupakan masalah sosial yang ditanggapi
dengan pendekatan sendiri maupun sebagai pendekatan gabungan ( antar bidang )
2. Adanya
keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat, yang
Masing-masing mempunyai
kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku
sendiri, tapi juga amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan
dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya
pertentangan-pertentangan maupun hubungan setia kawan dan kerja sama dalam
masyarakat kita.
Tegasnya Ilmu social dasar adalah usaha yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosail agar daya
tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan
sosialnya dapat menjadi lebih besar.
Sebagai salah satu mata kuliah umum,
ISD bertujuan membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa
agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas, dan cirri-ciri kepribadian
yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khusunya
berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia
lainnya.
Ilmu pengetahuan dikelompokkan dalam
3 kelompok besar yaitu :
1.
Ilmu-ilmu Alamiah ( natural
scince ). Ilmu-ilmu
alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam
semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
2.
Ilmu-ilmu social ( social scince
) . Ilmu-ilmu
social bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai
pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
3.
Pengetahuan budaya ( the
humanities ) bertujuan
untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
Kehidupan
manusia sebagai mahluk social selalu dihadapkan kepada masalah social yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai
akibat dari hubungannya dengan sesama masyarakat lainnya dan akibat tingkah
lakunya.
Yang
membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah social
selalu ada saitannya yang dekat dengan nilai-nilai morai dan pranata-pranata
sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia itu terwujud.
Pengertian masalah sosial memiliki dua pendefinisian : pertama
pendefinisian menurut umum, kedua
menurut para ahli.
Contoh
pedangan kaki lima. Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah
sosial karena merupakan upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan
pelayaan bagi warga masyarakat pada taraf ekonomi tertentu.
B.
Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan
PENDAHULUAN
Penduduk
masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang pertautannya satu sama lain
sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam
waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya penduduk dalam suatu wilayah
tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya
masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada
penduduknya sehingga tidak mungkin aka nada masyarakat tanpa penduduk,
masyarakat terbentuk karena penduduk.
Demikian pula hubungan antara masyarakat dan
kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal, hubungan dua yang satu dalam arti bahwa
kebudayaan merupakan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa
lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Tetapi juga sebaliknya tidak ada
suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Hubungan antara
masyarakat dan kebudayaan inipun merupakan juga hubungan yang saling
menentukan.
PENDUDUK
DAN PERMASALAHANNYA
Orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk
ialah “Thomas Robert Malthus”. Dalam edisi pertamanya “Essay Population” tahun 1798. Malthus
mengemukakan adanya dua persoalan pokok, yaitu bahwa bahan makanan adalah
penting untuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertitik
tolak dari hal itu teori Malthus yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat
gandanya penduduk itu menurut deret ukur, sedangkan berlipat gandanya bahan
makanan menurut deret hitung, sehingga pada suatu saat akan timbul
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penduduk.
Tidak lama setelah Malthus
mengemukakan pendapatnya, timbullan kemudian bermacam-macam teori/pandangan
sebagai kritis atau sebagai perbandingan atas teori Malthus. Misalnya saja
pandangan yang mengemukakan bahwa pertambahan penduduk itu merupakan hasil
(resulta) dari keadaan sosial termasuk ekonomi, dimana orang saling berhubungan
dan terkenal sebagai teori sosial tentang pertambahan pendudukan.
DINAMIKA
PENDUDUK
Dinamika penduduk menunjukkan adanya factor
perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan
penduduk. Penduduk bertambah tidak lain karena adanya unsur lahir, mati, dating
dan pergi dari penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut maka
pertambahan penduduk dapat dihutung dengan cara: pertambahan penduduk = ( lahir
– mati ) + ( dating – pergi ). Pertambahan penduduk alami karena diperoleh dari
selisih kelahiran dan kematian . unsur penentu dalam pertambahan penduduk
adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
Fertilitas adalah tingkat
pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk
dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu
penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar, sering disebut Crude
birth Rate (CBR). Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran
dari wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR),
yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran dari tiap seribu wanita dalam usia
produktif (tertentu) dalam satu tahun.
Faktor
kedua mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah mortalitas atau tingkah kematian
secara kasar disebut Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun
perseribu penduduk.
Bagaimana
dengan dinamika penduduk Indonesia ?
Untuk memproyeksikan penduduk
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Pn
= (1 + r) “ x Pₒ
Pn
= Jumlah
penduduk yang dicari pada tahun tertentu (proyeksi penduduk)
r
= tingkat
pertumbuhan penduduk dalam prosen
ⁿ
= jumlah dari
tahun yang akan diketahui
Pₒ
= jumlah
penduduk yang diketahui apa tahun dasar
Sebagai contoh :
Tahun 1961 jumlah penduduk
Indonesia 96 juta, dengan tingkat pertambahan penduduk 2,4 5, berapa penduduk
Indonesia tahun 2001 ?
Tahun 2001 penduduk Indonesia ( 1
+ 2,4/100 ) 40 x 96 juta = 248 juta
KONPOSISI
PENDUDUK
Sensus penduduk yang diadakan 10 tahun sekali oleh
pemerintah kita, bukan hanya menghitung jumlah penduduk saja tetapi juga mendata
tentang umuur penduduk, jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan penduduk
atau komposisi penduduk dinegara kita pada tahun tersebut. Komposisi penduduk
suatu negara dapat dibagi menurut komposisi tertentu, misalnya komposisi penduduk
menurut umur, menurut tingkat pendidikan, menurut pekerjaan dan sebagainya.
Berdasarkan
komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
-
Penduduk
muda yaitu penduduk dalam pertumbuhan alasannya lebih besar dan ujungnya
runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian
-
Bentuk
piramida stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut
usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan
penduduk suatu Negara
-
Piramida
penduduk tua, yaitu piramida penduduk yang menggambarkan penduduk dalam
kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda jumlahnya lebih
kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika
ini berjalan terus menerus memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena
kehabisan. Disini angka kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian.
PERSEBARAN
PENDUDUK
Kecenderungan
manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak
pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka sejak masa purba daerah sangat
subur-subur menjadi perebutan manusia, sehingga tidak salah lagi bahwa daerah
yang subur ini kemungkinan besar terjadi kepadatan penduduk. Sudah barang
tertentu hal semacam ini terjadi didaerah/Negara yang pola hidup penduduknya
masih bertani.
PERKEMBANGAN
DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan
selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakt yang
lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk
memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia
mewujudkan segala norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur
masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas. Didalamnya termasuk agama,
ideology, kebatinan, kesenian dan semua unsure yang merupakan hasil ekspresi
dari jiwa manusia.
Para
ahli mengemukakan adanya unsure kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7
unsur yaitu :
1.
Unsur
religi
2.
Sistem
kemasyarakatan
3.
Sistem
peralatan
4.
Sistem
mata pencaharian hidup
5.
Sistem
bahasa
6.
Sistem
pengetahuan
7.
Seni
Bertitik
tolak dari system inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara
lain :
1.
Wujud
sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya.
2.
Kebudayaan
sebagai suatu kompleks suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia
dalam masyarakat
dalam masyarakat
3.
Kebudayaan
sebagai benda hasil karya manusia
KEBUDAYAAN
HINDU, BUDHA, DAN ISLAM
Kebudayaan
hindu dan budha
Pada abad ke-3 dan
ke-4 agama hindu masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa. Perpaduan atau
akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan hindu yang berasal dari
india itu langsung luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran budha atau
budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke pulau jawa. Agama/ajaran budha dapat
dikatakan berpandangan lebih maju dari pada hinduisme, sebab budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasa dalam masyarakat.
Kebudayaan
Islam
Pada
abad ke-15 dan ke-16, agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka islam yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama
islam pada abad itu berada di pulau jawa. Sebenarnya agama islam masuk ke Indonesia
khususnya ke pulau jawa jauh sebelum abad ke15. Suatu bukti bahwa awal abad
ke-11 sudah ada wanita islam yan meninggal dan dimakamkan di kota Gresik. Masuknya
agama islam ke Indonesia, teristimewah ke pulau jawa berlangsung dalam suasana
damai. Hal ini disebabkan karena islam dimasukkan ke Indonesia tidak dengan
paksa, melainkan dengan cara baik-baik. Di samping itu disebabkan sikap
tolenransi yang memiliki bangsa kita.
Pada
abad ke-15, ketika kejayaan maritime majapahit mulai surut, berkembanglah Negara-negara
pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah Negara Malaka di
semenanjung Malaka, Negara Aceh di ujung pulau Sumatra, Negara Banten di jawa
barat, Negara Demak di pesisir utara jawa tengah, Negara Goa di Sulawesi selatan.
Dalam proses perkembangan Negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh
pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya
teah terpengaruh dan menganut ajaran islam.
KEBUDAYAAN
BARAT
Unsur yang juga memberi warna
terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah
kebudayaan Barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara tercinta ini ketika
kaum kolonialisme/penjajah menggedor masuk ke Indonesia, terumata bangsa
Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC)
dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialisme Belanda, tanah air Indonesia telah
dijajah selama 350 tahun.
KEBUDAYAAN
DAN KEPRIBADIAN
Berbagai penelitian antropologi budaya menunjukkan,
bahwa terdapat korelasi diantara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak
kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga
menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa
yang bersangkutan.
Sebaliknya
segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka, dianggap rendah aneh, kurang
susila, bertentangan dengan kodrat alam, dan sebagainya.
Contoh : Di Indonesia pada
umumnya, apabila seorang wanita hamil tidak mempunyai suami, ia adalah profil
seseorang yang telah melanggar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat, dan
bangsa pada umumnya. Budaya/adat istiadat keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia
yang semacam itu, baik oleh lingkungan keluarga maupun masyarakat, orang itu
akan dikucilkan, dicibir, direndahkan harkatnya. Sebab ia telah melanggar
adat/kepribadian keluarga dan masyarakat di sekililingnya.
PRANATA
SOSIAL DAN INSTITUSONALISASI
Untuk
menjaga agar hubungan antar anggota masyrakat dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya :cara atau “usage”
kelaziman (kebiasaan) atau “folkways” tata kelakuan atau “mores”, dan adat
istiadat “costom”. Disamping norma-norma yang tidak tertulis dan bersifat
informal ini, ada juga norma yang sengaja diciptakan secaara formal dalam
bentuk pelaturan-peraturan hokum, mengikat setiap anggota untuk mematuhinya,
hanya saja kekuatan pengikatnya berbeda.
Dr.Koentjaranigrat
membagi lembaga sosail/peranata-peranata kemasyarakatan menjadi 8 macam yaitu :
1. Pranata
yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan atau domestic institutions
2. Pranata
yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencarian hidup (economic
institutions)
3. Pranata
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institution)
4. Pranata
yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions)
5. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi ( aesthetic anda recreational institutions)
5. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi ( aesthetic anda recreational institutions)
6. Pranata
yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau
alam gaib (religious institutions)
7. Pranata
yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok
atau bernegara (political institutions)
8. Pranata
yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions).
Studi Kasus Untuk Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga kompenen yaitu : Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi.
Studi Kasus Untuk Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga kompenen yaitu : Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi.
Perkembangan
multimedia dan budaya menonton yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia,
dan menjadi bagian dari budaya kita, merupakan tantangan yang harus dijawab.
Kondisi ini memunculkan fenomena menyusutnya budaya baca. Jumlah penerbit
bertambah dan jumlah toko buku bertambah, tetapi di sisi lain budaya baca harus
terus dipicu dan dipacu.
Perkembangan
sosial di Indonesia dimulai dengan reformasi yang membawa perubahan terhadap
tantanan kehidupan. Reformasi merupakan suatu proses perbaikan dengan melakukan
koreksi terhadap unsure-unsur yang rusak, dengan tetap mempertahankan elemen
budaya dasar yang masih fungsional, tanpa merubah bentuk masyarakat dan budaya
secara total dan mendasar. Transformasi adalah perubahan yang sifatnya lebih
cepat, total, mendasar dan menyeluruh. Sedangkan deformasi merupakan kerusakan
pada keteraturan sosial tersebut. Perubahan yang cepat tersebut harus mampu
mempertahankan “cultural continuity”, dan disini suatu unsur yang amat perlu
dipertahankan adalah kesepakatan-kesepakatan nilai (commonality of values) yang
pernah dicapai selama lebih dari 60 tahun silam.
Akibat
gejala sosiologis fundamental, maka terjadi pergeseran-pergeseran yang
diantaranya sebagai berikut:
1. Pergeseran Struktur Kekuasan: Otokrasi Menjadi
Oligarki Kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara
sebagian besar rakyat (demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang,
uang, hukum, informasi dsb.). Krisis dlm representative democracy dan civil
society.
2. Kebencian Sosial Yang Tersembunyi (Socio–Cultural
Animosity). Pola konflik di Indonesia ternyata bukan hanya terjadi antara
pendukung fanatik Orba dengan pendukung Reformasi, tetapi justru meluas antar
suku, agama, kelas sosial, kampung dsb. Sifatnyapun bukan vertical antara kelas atas
dan bawah tetapi justru lebih sering horizontal, antara rakyat kecil, sehingga
konflik yang terjadi bukan konflik yang korektif tetapi destruktif (tidak
fungsional tetapi disfungsional). Kita menjadi “self destroying nation”.
- Konflik sosial yang terjadi di Indonesia bukan hanya konflik terbuka ( Manifest Conflict ) tetapi lebih berbahaya lagi adalah "Hidden atau Latent Conflict" antara berbagai golongan
- Konflik sosial yang terjadi di Indonesia bukan hanya konflik terbuka ( Manifest Conflict ) tetapi lebih berbahaya lagi adalah "Hidden atau Latent Conflict" antara berbagai golongan
- Cultural
animosity adalah suatu kebencian budaya yang bersumber dari perbedaan ciri
budaya tetapi juga perbedaan nasib yang diberikan oleh sejarah masa lalu,
sehingga terkandung unsur keinginan balas dendam. Konflik tersembunyi ini
bersifat laten karena terdapat mekanisme sosialisasi kebencian yang berlangsung
dihampir seluruh pranata sosialisasi ( Agent Of Socialization ) di masyarakat
(mulai dari keluarga, sekolah, kampung, tempat ibadah, media massa, organisasi
massa, organisasi politik dan sebagainya
- Kita belum
berhasil menciptakan kesepakatan budaya ( Civic Culture )
- Persoalannya adalah proses integrasi bangsa kita yang kurang mengembangkan kesepakatan nilai secara alamiah dan partisipatif ( Integrasi Normatif ), tetapi lebih mengandalkan pendekatan kekuasaan ( Integrasi Koersif )