1

Blacy Smiley - Silly

Tuesday, May 5, 2015

Hubungan Kearifan Lokal Dengan Kebudayaan

DENNI.ALFIANSYAH – 1B114285-

A.    Konsep Kearifan Lokal
 1.   Pengertian Kearifan Lokal (local wisdom)
Dalam pengertian  kamus, kearifan lokal (local wisdom)terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). DalamKamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, localberarti setempat, sedangkan wisdo(kearifan sam dengan kebijaksanaan.   Secar umu maka  local  wisdo(kearifansetempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local)yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanamdan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

2.   Local Genius sebagai Local Wisdom
Dalam  disiplin antropologi  dikenal istilah local genius. Local genius ini merupakan  istilah  yang  mula pertama  dikenalkan  oleh Quaritch  Wales.  Para antropolog  membahas  secara panjang  lebar pengertian  local genius ini (lihat Ayatrohaedi,  1986).  Antara  lain Haryati  Soebadio  mengatakan  bahwa  local genius adalah juga cultural identity, identitas/ kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan  bangsa tersebut mampu menyerap  dan mengolah kebudayaan asing   sesuai   watak   dan   kemampuan   sendir (Ayatrohaedi,   1986:18-19).
Sementara Moendardjito  (Ayatrohaedi,  1986:40-41) mengatakan  bahwa unsur budaya  daerah  potensial  sebagai local genius  karena  telah  terujkemampuannya untuk bertahan sampaisekarang. Ciri-cirinya adalah:
1.         Mampu bertahan terhadap budaya luar
2.         Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3.         Mempunyai  kemampua mengintegrasikan  unsur  buday luar  ke dalam budaya asli
4.         Mempunyai kemampuan mengendalikan
5.         Mampu memberi arah path perkembangan budaya

I  Ketut  Gobyah  thiam  Berpijak  pada  Kearifan  Lokal”  dalamhttp://www.balipos.co.id, di download  17/9/2003 mengatakan bahwa  kearifan lokal (local genius)  adalah kebenaran  yang telahmentradisi  atau ajeg dalasuatu daerah. Kearifan lokal merupakanperpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan   dan   berbagai   nilai  yang   ada.   Kearifan   lokal   terbentuk   sebagai keunggulan budayamasyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kerifa lokal  merupakan  produ buday mas lalu  yang  patut secarterus-menerus  dijadikan pegangan hidup. Meskipun nilai lokaltetapi nilai yanterkandung di dalamnya dianggap sangat universal.
S.Swarsi Geriya dalam Menggali Kearifan Lokal untuk AjegBali dalam lun,  http://wwwbalipos.co.id   mengatakan  bahw secara konseptual,  kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakankebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai etika,cara-car dan perilaku  yang melembaga  secartradisional. Kearifanlokal dengan demikian adalah nilai yang dianggap baik dan benar  sehingga   dapat   bertahan   dalam   waktu   yang   lama   dan   bahkanmelembaga.
Dala penjelasan  tentang  urf.  Pikiran  Rakyat  terbitan  6Maret  2003 menjelaskan  bahwa kearifan berarti ada yang memilikikearifan (al-’addah  al- marifah),   yang  dilawankan   dengan al-’addah  al-jahiliyyah.   Kearifan  dadat dipahami sebagai segalasesuatu yang didasari pengetahuan  dan diakui akal serta  dianggap baik  oleh  ketentuan  agama Adat  kebiasaan  pada  dasarnyterujisecara alamiah dan niscaya baik karena merupakan tindakan socialyang berulang-ulang  dan mengalami penguatan (reinforcement). Pergerakan secara alamiah  terjadi  secar sukarela   karena dianggap   baik  atau  mengandung kebaikan Adat yang tidak baikhanya terjadi apabila  terjadi pemaksaa oleh penguasa.

3.   Contoh-Contoh dan Fungsi Kearifan Lokal
Menurut  Prof.  Nyoman  Sirtha  dala Menggali  Kearifan Lokal  untuAjeg Bali” dalam  http://www.balipos.co.id,  bentuk-bentu kearifan  lokal dalamasyarakat   dapa berupa:   nilai, norma,   etika kepercayaan,   adat-istiadat, hukum   adat,   dan  aturan-aturan   khusus.   Oleh   karena   bentuknya   yang bermacam-macam maka fungsinya tentu saja juga bermacam-macam.
Balipos terbitan September 2003 memuat tulisan “PolaPerilaku Orang Bali  Merujuk  Unsu Tradisi”  yang  antar lain memberikan  informasi  tentang fungsi dan makna kearifan lokal,yaitu:
1.    Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.
2.    Berfungsi untuk pengembangan  sumber daya manusia, misalnyaberkaitan dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate.
3.    Berfungsi   untuk   pengembangan   kebudayaan   dan   ilm pengetahuan, misalny path  upacar saraswati,  kepercayaan  dan pemujaan  pat purPanji.
4.    Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
5.    Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal lkerabat.
6.    Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
7.    Bermakna  etik dan  moral yang  terwujud  dala upacara Ngaben  dan penyucian roh leluhur.
8.    Bermakna  politik,  misalny upacar ngangku merana  dan kekuasaan patron client.

Elly     Burhainy  Faizal  (SP    Daily)   31 Oktober 2003 dalamhttp://www.papuaindependent.com mencontohkan beberapa kekayaanbudaya, kearifan lokal di Nusantara yang terkait dengan pemanfaatanalam yang pantas digali lebih lanjut  makna dan fungsinya sertakondisinya sekarang dan yang akan datang. Kerifan lokal terdapat dibeberapa daerah:
1.    Papua,  terdapa kepercayaan   te  ar neweak  lako  (ala adalah aku). Gunung Erstberg dan Grasberg dipercaya sebagai kepalamama, tanah dianggap sebagai bagian dan hidup manusia. Dengandemikian maka pemanfaatan sumber daya alam secara hati-hati.
2.    Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan  terwujud dan kuatnya keyakinan  ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
3.    Dayak  Kenyah,  Kalimantan  Timur,  terdapat  tradisi  tana’  ulen. Kawasan hutan  dikuasai  dan  menjadi  milik  masyarakat  adat. Pengelolaan  tanah diatur dan dilindungi oleh aturan adat.
4.    Masyarakat Undau Mau,    Kalimantan Barat. Masyarakat mengembangkan kearifan lingkungan dalam  pola penataan ruang pemukiman, dengan mengklasifikasi           hutan dan memanfaatkannya. Perladangan dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa bera, dan mereka  mengenal  tabu  sehingga penggunaan   teknologi  dibatasi  pada teknologi pertanian sederhana dan ramah lingkungan.
5.    Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan  hati-hati.  Tidak  diperbolehkan  eksploitasi kecuali  atas  ijin  sesepuh adat
6.    Bali dan Lombok, masyarakat mempunyai awig-awig (Aturan-aturan). Sebagai contoh falsafah Tri Hita Karana yaitu hubungan manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, hubungan manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan lingkungan.

4.      Bentuk Kearifan Lokal
Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible).
1.         Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible), meliputi :                     
a.       Tekstual, Beberapa jenis kearifan lokal seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis seperti yang ditemui dalam kitab tradisional primbon, kalender dan prasi (budaya tulis di atas lembaran daun lontar).
b.      Bangunan/Arsitektural
c.       Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni), misalnya keris, batik.
2.         Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud (Intangible)
Selain bentuk kearifan lokal yang berwujud, ada juga bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang dapat berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai-nilai ajaran tradisional. Melalui petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara oral/verbal dari generasi ke generasi.  Misalnya  kearifan lokal yang mengandung etika lingkungan sunda Hirukatungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa (Segala sesuatu ada batasnya, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan). Kudu inget ka bali geusan ngajadi (Manusia bagian dari alam, harus mencintai alam, tidak tepisahkan dari alam).

B.     KEARIFAN LOKAL DALAM BERBAGAI BIDANG DI INDONESIA

1.      BIDANG PERTANIAN
a.   Pengertian Pertanian
     Pertanian dalam arti luas adalah sema kegiatan yang meliputi bercocok tanam, perikanan, peternakan dan kehi\utanan. Indonesia termasuk negara agraris, artinya sebagian besar dari penduduk hidup di pertanian.

b.   Faktor Pendorong Pertanian
     Adapun faktor yang mendorong pertanian diantaranya:
1) Keadaan fisis yang baik untuk pertanian, diantaranya: tanah yang luas dan subur, iklim yang baik, dan lapisan tanah yang gembur dan cukup tebal
2) Susunan penduduknya menurut mata pencahariannya menunjukan ±10% penduduk Indonesia hidup dari pertanian
3) Sektor pertanian menghasilkan lebih dari 50% dari pendapatan nasional
4) Penduduk Indonesia cukup banyak, sehingga pertanian membutuhkan banyak tenaga kerja

c. Jenis-jenis Pertanian
1.   Berdasarkan pengelolaanya, pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu:
·  Pertanian rakyat adalah pertanian yang diusahakan oleh rakyat. Pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik konsumsi sendiri maupun konsumsi lokal. Ciri-ciri: modal kecil, lahan sempit, dikelola sederhana, tenaga kerja sederhana, tenaga kerja keluarga sendiri, peralatan sendiri.
· Pertanian besar adalah pertanian yang diusahakan oleh perusahaan, baik swasta maupun BUMN. Pertanian ini bertujuan untuk keperluan ekspor atau bahan baku industri. Ciri-ciri: modal usaha besar, lahan luas, dikelola secara modern.
2.      Berdasarkan jenis tanamannya pertanian dibedakan menjadi dua yaitu:
·       Pertanian tanaman pangan adalah usaha pertanian yang berupa bahan pangan. Tanaman pangan dibedakan menjadi tiga yaitu, jenis padi-padian, jenis palawija (ketela pohon, ketela rambat, umbi-umbian, kacang tanah dll) dan jenis holtikultura (buah dan sayuran)
·      Pertanian tanaman perkebunan adalah usaha pertanian yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan perdagangan besar. Tanaman perkebunan dapat dibedakan menjadi tanaman perkebunan musiman (tebu,tembakau,dll) dan tanaman perkebunan tahunan (kopi,karet, coklast,dll)
·      Jenis-jenis sawah meliputi : 
1) Sawah irigasi, yaitu sawah yang menggunakan perairan secara teratur
2) Sawah tadah hujan, aytiu sawah yang menggunakan perairan dengan air hujan
3) Sawah lebak, yaitu sawah yang diusahakan di bantaran sungai besar saat penghujan
4) Sawah bancah, yaitu sawah yang diusahakan di daerah pantai dekat muara sungai. Sawah ini juga dinamakan sawah pasang surut

3.   Berdasarkan lahannya pertanian dibedakan menjadi empat, yaitu:
·   Bersawah adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sawah dengan jenis tanaman
·   Berladang adalah usaha bercocok di lahan kering, pada saat musim hujan dan dilakukan dengan cara berpindah-pindah
·   Bertegal, adalah usaha bercocok tanam di lahan kering dengan memanfaatkan air hujan. Hasilnya jagung, kacang, ketela dll
·   Berkebun, adalah usaha bercocok tanam yang dilakukan di sekitar rumah (pekarangan)

·      KEARIFAN LOKAL DALAM BIDANG PERTANIAN
a. Pranoto Mongso (Jawa)
Pranoto mongso atau aturan waktu musim digunakan oleh para tani pedesaan yang didasarkan pada naluri dari leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah pertanian. Berkaitan dengan kearifan tradisional maka pranoto mongso ini memberikan arahan kepada petani untuk bercocok tanam mengikuti tanda-tanda alam dalam mongso yang bersangkutan, tidak
memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana prasarana mendukung seperti misalnya air dan saluran irigasinya. Melalui perhitungan pranoto mongso maka alam dapat menjaga keseimbangannya.
Dengan adanya pemanasan global sekarang ini yang juga mempengaruhi pergeseran musim hujan, tentunya akan mempengaruhi masa-masa tanam petani. Namun demikian pranoto mongso ini tetap menjadi arahan petani dalam mempersiapkan diri untuk mulai bercocok tanam. Berkaitan dengan tantangan maka pemanasan global juga menjadi tantangan petani dalam
melaksanakan pranoto mongso sebagai suatu kearifan lokal di Jawa.

b. Nyabuk Gunung.
Nyabuk gunung merupakan cara bercocok tanam dengan membuat teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur. Cara ini banyak dilakukan di lereng bukit sumbing dan sindoro.
Cara ini merupakan suatu bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut garis kontur. Hal ini berbeda dengan yang banyak dilakukan di Dieng yang bercocok tanam dengan membuat teras yang memotong kontur sehingga mempermudah terjadinya longsor.

c.    Tumpang sari
Sistem ‘tumpangsari’ adalah praktek penanaman beragam biji-bijian sebagai bagian dari peladangan berpindah yang banyak meniru kompleksitas dan keragaman sistem vegetasi wilayah sub-tropis dan tropis. Model pertanian ini dilakukan dengan cara menanam beberapa jenis tanaman yang berbeda dalam suatu areal atau petak tanah secara bersamaan. Pada awalnya, sistem pertanian ini dianggap ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan ilmu pertanian modern karena tidak efisien secara kuantitas dan kualitas hasil yang akan didapatkan. Akan tetapi terdapat tujuan yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini, yaitu untuk melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan langsung pada permukaan tanah, menjaga permukaan tanah dari proses erosi, penggunaan volume tanah secara efisien dan mengurangi kerentananan tanah dari hama dan serangga perusak. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan kecepatan tumbuh beragam tanaman tersebut membuat tanah menjadi permanen, di samping itu juga karena tanahnya selalu ditutupi oleh tanaman tersebut secara terus menerus serta sistem akar tanaman tersebut yang bervariasi.

2.      BIDANG PERTAMBANGAN

·        Jenis-Jenis Barang Tambang
1.    Bahan tambang organik misalnya aspal, batu bara, gas bumi, dan minyak bumi.
2.    Bahan tambang logam misalnya emas, mangan, nikel, pasir besi, perak.
3.    Bahan tambang industri misalnya berlian, belerang, gamping, fosfat, dan kaolin.
4.    Bahan energi adalah barang tambang yang digunakan sebagai pembangkit tenaga misalnya minyak bumi, batu bara, gas bumi, dan uranium
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) No. 27 Tahun 1980 tentang penggolongan bahan galian, disebutkan bahwa bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan bahan galian strategis, golongan bahan galian vital, dan golongan bahan galian lainnya.
1.    Golongan bahan galian stategis (golongan A), jenisnya antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, uranium, nikel, dan timah.
2.    Golongan bahan galian vital (golongan B), jenisnya antara lain besi, mangaan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, perak, intan, platina, yodium, dan belerang.
3.    Golongan bahan galian lainnya (golongan C), jenisnya antara lain fosfat, asbes, mika, tawas, okek, batu permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, batu apung, marmer, batu tulis, batu kapur, granit, tanah liat, dan pasir. golongan C inilah yang selanjutnya di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan galian industri. Berikut beberapa penjelasannya.

·      Batu bara
Bersamaan dengan berkembangnya industri, batubara digunakan sebagai bahan bakar kereta api dan kapal laut. Pada awal revolusi industri kebutuhan batubara sangat tinggi karena sebagian besar tenaga (energi) yang digunakan berasal dari batubara. Contoh penambangan batubara di Indonesia adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) yang berpusat di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
·      Minyak bumi
Untuk Indonesia, minyak bumi masih menjadi andalan perolehan devisa negara sehingga naik turunnya harga minyak bumi sangat berpengaruh pada seluruh sektor perekonomian masyarakat. Potensi minyak bumi di Indonesia terdapat di 60 cekungan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia mulai Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
·      Gas Bumi
Cadangan gas bumi biasanya ditemukan bersamaan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi. Potensi gas bumi di Indonesia cukup baik karena cadangan gas alam yang ada di Arun diperkirakan 10 triliun CF (Cubic Feet) dan merupakan sumber terbesar di Asia Tenggara. Sumber gas alam Arun ditemukan pada 1991 oleh perusahaan Mobil Oil Indonesia Inc. Untuk mengeksploitasi sumber gas alam Arun, dibangun kilang LNG Arun yang dibangun oleh Pertamina di Blang Lancang, Lhokseumawe (NAD). Pengoperasiannya dilakukan oleh Mobil Oil Indonesia Inc (anak perusahaan Pertamina), Mobil Oil Indonesia Inc dan JILCO (Japan Indonesia LNG Co.)
·      Bijih Timah
Daerah penghasil timah terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun, Kundur, dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung. Pengeksploitasian timah di Indonesia seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di Pangkal Pinang (Pulau Bangka). PT Timah Tbk dalam kegiatan  operasionalnya dibantu oleh PT Tambang Timah dan PT Koba Tin (keduanya anak perusahaan PT Timah Tbk.). Pemanfaatan timah di dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan kaleng, pipa saluran, pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.

·      Nikel
Nikel kali pertama ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar 1909 dan kini bekas kegiatan penambangan nikel di daerah Pomala sekarang dijadikan pusat pengolahan bijih nikel oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Pada 1979 PT Antam melakukan penambangan nikel di Pulau Gebe (Maluku Utara). Daerah lain yang sedang dikembangkan untuk proyek
penambangan nikel, yaitu Pulau Gee, Pulau Pakal, Tanjung Buli, Pulau Obi (Maluku Utara), serta Pulau Gag dan Pegunungan Cyclops (Papua).
·      Bauksit (bijih alumunium)
Bauksit dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (pulau Bintan-Indonesia). Aluminium banyak dipergunakan untuk membuat perkakas dapur, industri mesin, dan industri pesawat terbang.
·      Emas dan Perak
Emas dan perak banyak dipergunakan untuk membuat perhiasan dan obat-obatan. Potensi tambang emas di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku (Pulau Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah dilakukan sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan Barat). Eksploitasi tambang emas di Indonesia dilakukan oleh PT Antam, di antaranya di Jawa Barat dan Kalimantan Selatan. Adapun di Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dilakukan oleh pihak perusahaan swasta.
·      Tembaga
Tembaga merupakan kelompok logam bukan besi yang telah dipergunakan sejak 3.500 SM oleh orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi perunggu, sedangkan jika tembaga dipadu dengan seng menjadi kuningan. Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang pengelolaannya bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia Company (Amerika Serikat) sejak 3 Maret 1973.
·      Intan
Sama seperti emas, intan biasa dibuat sebagagi perhiasan. Tempat penemuan intan di Indonesia antara lain di Sumatra Barat dan Riau (Sungai Siabu, Kampar, dan Bangkinang), Kalimantan Barat (Muara Mengkiang dan Ngabang), Kalimantan Tengah (Sungai Gula, Pucukcau, Murungraya, Sei Pinang), Kalimantan Selatan (Martapura danSimpang Empat), dan Kalimantan Timur (Sekatak Bunyi, Kabupaten Kutai, dan Longiran).






·         KEARIFAN DI BIDANG PERTAMBANGAN

a.       Adanya pelarangan pertambangan di daerah-daerah yang di keramatkan di beberapa daerah di Jawa dan Kalimantan
b.      Adanya pembatasan pengambailan hasil pertambangan di berbagai daerah
c.       Adanya pelarangan penggunaan alat-alat mesin besar dalam mengambil hasil pertamabngan


3.      BIDANG INDUSTRI
ΓΌ  Klasifikasi Industri
Secara umum, kegiatan industri menghasilkan barang jadi. Proses yang berlangsung dalam kegiatan industri ada yang sederhana dan ada yang kompleks. Kegiatan industri yang kompleks membutuhkan peralatan mesin. Contoh industri perakitan atau asembling mobil, sepeda motor, dan televisi. Berbagai jenis industri dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi industri berikut ini didasarkan modal dan tenaga kerja, barang yang dihasilkan, daerah pemasaran, lokasi, investasi-investasi dan tenaga kerja, serta departemen perindustrian.

a. Industri Berdasarkan Modal dan Jumlah Tenaga Kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja dan modal yang digunakan dalam usaha industri, industri dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
1) Industri Rumah Tangga
Dari namanya saja, sudah bisa dibayangkan besarnya modal dan tenaga kerja yang digunakan dalam industri rumah tangga. Industri rumah tangga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Modal yang digunakan relatif kecil.
b) Tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya dari anggota keluarga.
c) Peralatan yang digunakan sederhana dan bukan mesin.
d) Bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2) Industri Kecil
Industri kecil membutuhkan modal dan tenaga kerja yang lebih banyak dibanding industri rumah tangga. Industri kecil mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Modal yang dibutuhkan lebih besar daripada industri rumah tangga.
b) Jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang.
c) Menggunakan teknologi sederhana.
d) Biasanya hanya merupakan usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Industri kecil biasanya bergerak di bidang makanan dan kerajinan. Contoh industri makanan adalah industri makanan kecil, kecap, kerupuk, dan sebagainya. Contoh industri kerajinan adalah industri batik, anyaman, mebel kayu, dan sebagainya.
3) Industri Sedang
Apabila dibandingkan dengan dua jenis industri sebelumnya, industri sedang merupakan industri yang membutuhkan lebih banyak modal dan jumlah tenaga kerja.
Ciri-ciri industri sedang sebagai berikut.
a) Modal lebih besar daripada industri kecil.
b) Tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang.
c) Sudah menggunakan teknologi yang cukup tinggi tetapi masih banyak menggunakan tenaga manusia.
d) Sudah menerapkan manajemen meskipun masih sederhana.
e) Sudah ada pembagian kerja, misalnya bagian keuangan, administrasi, produksi, dan pemasaran.
Contoh industri sedang antara lain industri konveksi (pakaian jadi), sepatu dan tas, alat olahraga, serta industri percetakan.


4) Industri Besar
Berdasarkan modal dan jumlah tenaga kerja, industri besar memiliki tingkatan yang paling tinggi. Industri besar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a) Membutuhkan modal besar.
b) Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 100 orang.
c) Menggunakan mesin-mesin berat dan modern.
d) Lebih banyak menggunakan tenaga mesin daripada tenaga manusia.
e) Produk yang dihasilkan untuk kebutuhan dalam negeri dan sebagai komoditas ekspor.
f) Manajemen perusahaan sangat rapi.
g) Pembagian kerja sudah jelas, misalnya direktur, bagian produksi, pemasaran, administrasi, keuangan, personalia, dan sebagainya.
Contoh industri besar antara lain industri semen, tekstil, kendaraan bermotor, mobil, pupuk kimia, dan sebagainya.
b. Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu industri rumah tangga/ industri kecil, industri ringan, industri sedang, dan industri besar.
1) Industri Rumah Tangga/Industri Kecil
Industri kecil yang termasuk dalam kelas ini misalnya industri kerajinan. Ada banyak industri kerajinan, antara lain kerajinan tenun, batik tulis, ukiran kayu, payung, anyaman, logam, tanah liat, dan kulit.
2) Industri Ringan
Industri ringan menggunakan bahan baku atau bahan mentah dalam jumlah sedikit dan ringan. Barang yang dihasilkan tidak terlalu berat. Proses pengolahan cenderung lebih bersih dan sedikit menghasilkan polutan. Industri yang termasuk dalam industri ringan adalah industri makanan dan minuman, industri pakaian, industri tekstil, dan industri elektronik.

3) Industri Sedang
Ciri-ciri industri sedang hampir sama dengan industri ringan, hanya dalam penggunaan bahan mentah lebih banyak. Contoh industri sedang adalah industri konveksi, industri percetakan, dan industri penggergajian kayu.
4) Industri Berat
Industri berat dicirikan oleh penggunaan bahan mentah dalam jumlah banyak dan mesin-mesin berukuran besar. Barang-barang yang dihasilkan juga banyak dan besar. Industri berat cenderung membutuhkan lahan yang luas dan dapat mencemari lingkungan. Contoh industri yang termasuk industri berat adalah industri besi dan baja, industri kapal, serta industri pesawat terbang.

 c. Industri Berdasarkan Daerah Pemasaran
Berdasarkan daerah pemasaran, industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri dasar dan industri lokal.
1) Industri Dasar (Basic Industry)
Merupakan industri yang produksinya ditujukan untuk ekspor atau dipasarkan ke luar negeri.
2) Industri Lokal (Non-Basic Industry)
Industri lokal, yaitu industri yang hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal (dalam negeri).
d. Industri Berdasarkan Orientasi
Berdasarkan orientasi, industri dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
1) Industri Berorientasi Pasar (Market Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan lebih mendekatkan kepada konsumen atau pelanggan. Jarak lokasi industri dengan konsumen menjadi salah satu pertimbangan dalam membangun industri. Selain itu, kualitas barang hasil industri, yang terkait dengan mutu, model, keawetan, dan kegunaan barang berpengaruh pada banyak sedikitnya konsumen barang hasil industri tersebut.
2) Industri Berorientasi Permintaan (Supply Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan menyediakan barangbarang kebutuhan konsumen. Apa yang dibutuhkan konsumen menjadi dasar pertimbangan didirikannya suatu industri. Selain itu, fasilitas pendukung seperti jalan, listrik, dan telepon juga dipertimbangkan.
3) Industri Berorientasi Tenaga Kerja (Power Oriented Industry)
Industri ini dibangun dengan tujuan mendayagunakan tenaga kerja. Lokasi industri berada di daerah yang tersedia banyak tenaga kerja.
4) Industri Berorientasi Bahan Mentah (Raw Material Oriented Industry)
Industri yang dibangun dengan tujuan memanfaatkan bahan mentah yang tersedia. Lokasi industri ini berada di daerah yang menyediakan bahan mentah. Alasan pembangunan industri di wilayah yang memiliki bahan mentah banyak, antara lain karena volume bahan mentah yang berat atau besar maupun kondisi bahan mentah yang cepat rusak, sehingga harus cepat diolah.

f. Industri Menurut Departemen Perindustrian
Menurut Departemen Perindustrian, industri di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.
1) Industri Dasar (Hulu)
Industri ini meliputi industri mesin-mesin, logam dasar, dan industri kimia dasar. Industri ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta meperkukuh struktur ekonomi.
Contoh industri ini antara lain industri mesin pertanian, alat- alat konstruksi mesin-mesin listrik, kendaraan bermotor, kereta api, kapal, pesawat terbang, besi-besi konstruksi, besi baja, dan sebagainya.
2) Industri Hilir
Industri hilir berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Contohnya industri tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam, bahan bangunan, dan industri pangan.

g. Penggolongan Industri Berdasarkan Bahan Dasar yang Digunakan

1) Industri Dasar
Merupakan industri yang menghasilkan bahan dasar untuk industri yang lain. Contoh, pabrik peleburan besi dan bauksit.

2) Industri Konveksi
Industri yang membuat pakaian jadi, seperti kaos, celana, dan kemeja.
3) Industri Agraris
Industri yang mengolah hasil-hasil pertanian, baik secara langsung maupun tidak langsung.
4) Industri Perakitan
Industri ini melakukan perakitan mesin-mesin untuk memproduksi barang jadi, misalnya industri perakitan mobil, barang-barang elektronik, dan pesawat terbang.
5) Industri Trafik
Bahan mentah dari industri trafik semuanya diimpor, karena di dalam negeri tidak tersedia, misalnya minuman anggur, bir, dan perajutan wol.

h. Penggolongan Industri Berdasarkan Jenis Usahanya

1) Industri Ekstratif
Industri ini bahan bakunya langsung dari alam, seperti pertambangan, pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, dan sejenisnya.
2) Industri Nonekstratif
Merupakan industri yang mengambil bahan bakunya dari tempat lain yang disediakan oleh industri lain. Contoh, industri penerbit dan percetakan.
3) Industri Fasilitatif/Industri Jasa
Kegiatan dari industri ini adalah menjual jasa untuk keperluan lain. Contoh, industri perdagangan, perbankan, transportasi, dan komunikasi.

ΓΌ   PENENTUAN LOKASI INDUSTRI
Jika dicermati lebih dalam, banyak industri didirikan berdasarkan pertimbangan atau faktor yang bertujuan untuk memperkecil biaya produksi. Sebut saja industri yang berorientasi pada bahan mentah (Raw Material Oriented Industry), industri ini berdiri dengan mendekati lokasi terdapatnya bahan mentah yang melimpah. Dengan mendekati bahan mentah, biaya produksinya bisa lebih hemat. Bagaimana pendapatmu? Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun industri di suatu lokasi. Beberapa ahli mengungkapkan beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi industri. Salah satunya adalah Robinson. Menurut Robinson (1979) ada enam faktor yang berpengaruh dalam menentukan lokasi industri. Keenam faktor tersebut sebagai berikut.

a. Bahan Baku atau Bahan Mentah
Bahan mentah merupakan faktor utama dalam mendirikan industri. Tahukah kamu alasannya? Jika di suatu lokasi industri tidak tersedia bahan mentah atau bahan baku, maka dengan terpaksa bahan mentah harus didatangkan dari daerah lain.  Sampai sekarang bahan mentah tetap menjadi faktor penentu berdirinya suatu industri.  Sebagai contoh industri minyak Pangkalan Brandan di Sumatra Utara yang jaraknya dekat dengan pertambangan minyak bumi. Pertambangan minyak bumi mana sajakah yang dekat dengan lokasi industri minyak tersebut? Lokasi kilang minyak ini sangat tepat, karena wilayah sekitarnya terdapat potensi minyak bumi. Tepatnya pada cekungan sedimen tersier di wilayah Sumatra bagian utara. Wilayah ini meliputi Lhok Sukon dan Peureulak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta Telaga Said, Tangai, Tanjung Miring Barat, Sukaraja, Mambang Sebasa, Securai, Seruwai, Pakam, Rantau, dan Siantar di Provinsi Sumatra Utara. Bisa kamu bayangkan jika industri minyak jauh dari tambang minyak. Industri ini akan memerlukan pengangkutan minyak mentah yang mahal dan sering berisiko. Risiko tersebut antara lain berupa tumpahan minyak pada waktu pengangkutan.Apabila pengangkutan tersebut melalui jalur laut, tumpahan akan mencemari laut.
Ketersediaan bahan mentah maupun bahan baku yang terbatas sering disiasati oleh para pelaku industri dengan menjadi mitra usaha. Kerja sama terjalin antara para pedagang penyedia bahan baku (pemasok) dengan pelaku industri. Kerja sama ini sangat bermanfaat, setidaknya menghemat biaya produksi, karena pembelian dalam skala besar (grosir) umumnya disertai potongan harg (discount). Kemitraan dapat juga menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi industri.

b. Pasar
Industri dibangun karena adanya tuntutan konsumen. Tujuan utama kegiatan industri memproduksi barang untuk dijual kepada konsumen. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pasar atau konsumen merupakan bagian penting bagi berlangsungnya kegiatan industri. Jika konsumen yang membutuhkan banyak, berarti industri tersebut mempunyai pasar yang cukup luas. Banyak faktor yang memengaruhi luasnya daerah pemasaran pada suatu industri. Faktor-faktor tersebut antara lain kebutuhan masyarakat terhadap produk dan strategi pemasaran dari perusahaan. Selain itu, keadaan ekonomi atau taraf hidup masyarakat juga memengaruhi luasnya daerah pemasaran. Daya beli masyarakat akan rendah jika taraf hidup masyarakat juga rendah. Bahkan, kondisi geografis suatu wilayah juga memengaruhi persebaran produk. Jika kondisi geografis sulit dijangkau, maka sangat sulit bagi suatu industri untuk memasarkan produknya. Hal inilah yang juga memengaruhi perkembangan suatu daerah. Dalam ilmu Ekonomi, luasnya wilayah pemasaran sangat ditentukan oleh strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetisi yang berkelanjutan. Strategi pemasaran dipengaruhi dua faktor sebagai berikut.
1) Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing, dan masyarakat.
2) Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik, dan sosial/budaya.
Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang penjual atau pelaku industri adalah 4P, yaitu tempat yang strategis(place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif (price), dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pandang pelanggan dikenal 4C, yaitu kebutuhan dan keinginan (customer needs and wants), biaya pelanggan (cost to customer), kenyamanan (convenience), dan komunikasi (communication).

c. Biaya Angkut
Biaya angkut sangat tergantung pada fasilitas transportasi. Oleh karena pendukung berdirinya lokasi industri sangat kompleks, seperti ketersediaan bahan mentah, tenaga kerja, dan sebagainya. Kita tahu bahwa tidak ada lokasi industri yang sangat ideal. Berarti, hampir tidak ada lokasi industri yang memenuhi semua yang dibutuhkan oleh industri. Contoh suatu lokasi tersedia bahan mentah sangat melimpah tetapi tidak tersedia tenaga kerja atau kurangnya daerah pemasaran. Di sinilah fasilitas transportasi sangat berperan. Jika suatu daerah memiliki fasilitas transportasi yang memadai, maka pengiriman bahan mentah atau hasil industri juga lancar, sehingga biaya angkutan murah. Berbeda dengan daerah yang terisolasi. Kondisi topografi atau relief yang sulit dijangkau dan sarana transportasi tidak memadai mengakibatkan biaya angkutan mahal. Keadaan ini menyebabkan daerah tersebut kurang berkembang.

d. Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja merupakan faktor penting lain yang memengaruhi lokasi industri. Beberapa industri seperti industri tekstil membutuhkan banyak tenaga kerja dengan tingkat keahlian tidak terlalu tinggi. Industri tekstil cenderung memilih lokasi di dekat daerah yang berpenduduk padat di mana tersedia banyak tenaga kerja. Di bagian lain, ada industri yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian khusus. Industri ini dibangun di lokasi di mana tenaga kerja yang tersedia mudah dilatih. Contoh industri yang membutuhkan tenaga kerja yang ahli adalah industri pembuatan perangkat lunak (software) komputer.

e. Modal
Banyak orang mengatakan bahwa tanpa modal, kegiatan industri tidak akan berjalan. Benarkah? Untuk menjawabnya, kita terlebih dahulu harus mengerti apa yang dimaksud dengan modal. Dalam pelajaran ekonomi, istilah modal sering kamu sebut. Apakah modal selalu identik dengan uang? Ternyata tidak. Modal adalah barang atau hasil produksi yang dapat digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Berarti modal tidak harus berupa uang, tetapi dapat juga berbentuk barang. Misalnya mesin jahit, mesin pertanian, gedung, dan juga mesin-mesin berat. Untuk membangun industri, modal dalam bentuk uang dibutuhkan untuk membeli material atau barang, mesin-mesin, dan peralatan lain. Pinjaman modal dapat diperoleh dari bank atau lembaga keuangan lain. Pemerintah dapat pula menyediakan modal untuk industri tertentu. Sering para investor lokal dan asing menyediakan modal untuk pembangunan industri.

f. Teknologi
Tidak disangkal lagi teknologi memegang peranan penting dalam dunia industri. Teknologi industri berkaitan dengan cara atau metode produksi yang diperbarui, seperti penggunaan mesin modern. Penggunaan teknologi di berbagai bidang industri akan menaikkan produktivitas. Mengapa? Contoh sederhana dapat kamu lihat pada industri konveksi. Penggunaan mesin jahit listrik mampu menaikkan jumlah produksi, karena proses produksi akan lebih cepat. Hal ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah produk, tetapi juga penghematan biaya produksi, karena banyak tenaga kerja yang bisa digantikan dengan mesin.

·                                       KEARIFAN DI BIDANG INDUSTRI
Berikut kegiatan kearifan lokal di bidang indutri:
a.    Adanya pembatasan penggunaan hutan di Kalimantan dan Jawa
b.    Adanya pelarangan untuk kegiatan industri pada daerah tertentu
c.    Adanya pengembangan industri hasil seni suatu daerah
d.   Adanya pelarangan menggunakan bahan-bahan kimia dalam mengolah industri
e.    Pemanfaatan hasil alam dalam pengolahan industry


Sumber : http://werdiati.blogspot.com/2014/09/kearifan-lokal.html
Blue Spinning Frozen Snowflake