1

Blacy Smiley - Silly

Monday, October 12, 2015

ILMU SOSIAL DASAR

UNIV.GUNADARMA
SOFTSKILL - ILMU SOSIAL DASAR
1B114285
5KA51

A. ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPENEN MATA KULIAH DASAR UMUM

            Menghadapi masalah-masalah dalam penyelanggaraan tridama perguruan tinggi, demikian pula untuk memenuhi tutuntan masyarakat dan Negara , maka diselengarakan program-program pendidikan umum. Tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah :
   1.   Sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai           anggota masyarakat dan bangsa serta agama
   2.   Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan         social yang timbul di dalam masyarakat Indonesia
   3.    Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara                      interdisipliner, dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmupengetahuan, sehingga dengan  demikian memudahkan mereka berkomunikasi

Pendidikan umum yang diselenggarakan oleh universitas dan intitusi kemudian dikenal
dengan mata kuliah dasar umum atau MKDU yang terdiri dari beberapa mata kuliah , yaitu : 1) Agama, 2) Kewarganegaraan, 3) Pancasila, 4) Kewiraan, 5) IBD dan 6) ISD.

Seara khusus mata kuliah umum bertujuan untuk menghasilkan warga Negara sarjana
yang :
   1.    Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-       nilai panccasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan       nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia
   2.   Taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan     memiliki toleransi pemeluk agama lain
  3. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan          kehidupan baik social, politik maupun pertahanan keamanan
  4.     Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan seara bersama-sama        mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan alamiahnya dan secara          bersama-sama berperan serta didalam pelestariannya.

LATAR BELAKANG, PENGERTIAN DAN TUJUAN ISD

      Latar belakang diberikannya ISD adalah banyaknya kritik yang ditunjukan pada system pendidikan kita oleh sejumlah para cendiklawan, terutama sarjana pemdidikan, social dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan kita berbau colonial, dan masih merupakan warisan system pendidikan Pemerintah Belanda, yaitu kelanjutan ari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodhore van Deventer.
      Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas.
    1.  Kemampuan akademis, adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan                maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis,      memiliki kemampuan konsepsional untuk mengindentifikasi dan merumuskan masalah yang                dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya
    2.  Kemampuan professional, adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang                         bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan             keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
    3. Kemampuan personal, adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga             ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku,           dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenali nilai-nilai           keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan         terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Dengan seperangkat kemampuan yang dimiliki lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadi sarjana yang cakap, ahli dalam bidang yang ditekuninya serta mau dan mampu mengabdikan keahliannya untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umumnya.
      ISD, sebagai bagian dari MKDU, mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya. ISD sebagai mana dengan IBD dan IAD, bukanlah pengantar disiplin Ilmu tersendiri, tetapi menggunakan pengertian-pengertian ( fakta, teori, konsep ) yang berasal dari berbagai bidang keahlian untuk menanggapi masalah-masalah social, khususnya masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Adapun yang menjadi sasaran perhatian adalah antara lain :
  1. Berbdapat agai kenyataan yang bersama-sama merupakan masalah sosial yang ditanggapi dengan pendekatan sendiri maupun sebagai pendekatan gabungan ( antar bidang )
   2.   Adanya keanekaragaman golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat, yang
Masing-masing mempunyai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tapi juga amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan setia kawan dan kerja sama dalam masyarakat kita.
Tegasnya Ilmu social dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosail agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat menjadi lebih besar.
            Sebagai salah satu mata kuliah umum, ISD bertujuan membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas, dan cirri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khusunya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lainnya.
            Ilmu pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu :
1.      Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah.
2.      Ilmu-ilmu social ( social scince ) . Ilmu-ilmu social bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
3.      Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.

Kehidupan manusia sebagai mahluk social selalu dihadapkan kepada masalah social yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat dari hubungannya dengan sesama masyarakat lainnya dan akibat tingkah lakunya.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah social selalu ada saitannya yang dekat dengan nilai-nilai morai dan pranata-pranata sosial, serta ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia itu terwujud. Pengertian masalah sosial memiliki dua pendefinisian : pertama pendefinisian  menurut umum, kedua menurut para ahli.
Contoh pedangan kaki lima. Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial karena merupakan upaya mencari nafkah untuk kelangsungan hidupnya, dan pelayaan bagi warga masyarakat pada taraf ekonomi tertentu.

B. Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

PENDAHULUAN

Penduduk masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang pertautannya satu sama lain sangat berdekatan. Bermukimnya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya penduduk dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang tertentu pula, memungkinkan untuk terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Ini berarti masyarakat akan terbentuk bila ada penduduknya sehingga tidak mungkin aka nada masyarakat tanpa penduduk, masyarakat terbentuk karena penduduk.
            Demikian pula hubungan antara masyarakat dan kebudayaan, ini merupakan dwi tunggal, hubungan dua yang satu dalam arti bahwa kebudayaan merupakan hasil dari suatu masyarakat, kebudayaan hanya akan bisa lahir, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Tetapi juga sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan. Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan inipun merupakan juga hubungan yang saling menentukan.

PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA
            Orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk ialah “Thomas Robert Malthus”. Dalam edisi pertamanya  “Essay Population” tahun 1798. Malthus mengemukakan adanya dua persoalan pokok, yaitu bahwa bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertitik tolak dari hal itu teori Malthus yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat gandanya penduduk itu menurut deret ukur, sedangkan berlipat gandanya bahan makanan menurut deret hitung, sehingga pada suatu saat akan timbul persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penduduk.
            Tidak lama setelah Malthus mengemukakan pendapatnya, timbullan kemudian bermacam-macam teori/pandangan sebagai kritis atau sebagai perbandingan atas teori Malthus. Misalnya saja pandangan yang mengemukakan bahwa pertambahan penduduk itu merupakan hasil (resulta) dari keadaan sosial termasuk ekonomi, dimana orang saling berhubungan dan terkenal sebagai teori sosial tentang pertambahan pendudukan.

DINAMIKA PENDUDUK
            Dinamika penduduk menunjukkan adanya factor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain karena adanya unsur lahir, mati, dating dan pergi dari penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut maka pertambahan penduduk dapat dihutung dengan cara: pertambahan penduduk = ( lahir – mati ) + ( dating – pergi ). Pertambahan penduduk alami karena diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian . unsur penentu dalam pertambahan penduduk adalah tingkat fertilitas dan mortalitas.
            Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar, sering disebut Crude birth Rate (CBR). Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran dari wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR), yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
            Faktor kedua mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah mortalitas atau tingkah kematian secara kasar disebut Crude Date Rate (CDR), yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk.
            Bagaimana dengan dinamika penduduk Indonesia ?
Untuk memproyeksikan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Pn = (1 + r) “ x Pₒ
Pn = Jumlah penduduk yang dicari pada tahun tertentu (proyeksi penduduk)
r = tingkat pertumbuhan penduduk dalam prosen
ⁿ = jumlah dari tahun yang akan diketahui
Pₒ = jumlah penduduk yang diketahui apa tahun dasar
Sebagai contoh :
Tahun 1961 jumlah penduduk Indonesia 96 juta, dengan tingkat pertambahan penduduk 2,4 5, berapa penduduk Indonesia tahun 2001 ?
Tahun 2001 penduduk Indonesia ( 1 + 2,4/100 ) 40 x 96 juta = 248 juta

KONPOSISI PENDUDUK
            Sensus penduduk yang diadakan 10 tahun sekali oleh pemerintah kita, bukan hanya menghitung jumlah penduduk saja tetapi juga mendata tentang umuur penduduk, jenis kelamin penduduk, tingkat pendidikan penduduk atau komposisi penduduk dinegara kita pada tahun tersebut. Komposisi penduduk suatu negara dapat dibagi menurut komposisi tertentu, misalnya komposisi penduduk menurut umur, menurut tingkat pendidikan, menurut pekerjaan dan sebagainya.
            Berdasarkan komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
-          Penduduk muda yaitu penduduk dalam pertumbuhan alasannya lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian
-          Bentuk piramida stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara
-          Piramida penduduk tua, yaitu piramida penduduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian.

PERSEBARAN PENDUDUK
            Kecenderungan manusia untuk memilih daerah yang subur untuk tempat tinggalnya, terjadi sejak pola hidup masih sangat sederhana. Itulah maka sejak masa purba daerah sangat subur-subur menjadi perebutan manusia, sehingga tidak salah lagi bahwa daerah yang subur ini kemungkinan besar terjadi kepadatan penduduk. Sudah barang tertentu hal semacam ini terjadi didaerah/Negara yang pola hidup penduduknya masih bertani.
PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN
            Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakt yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma dan nilai masyarakat yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas. Didalamnya termasuk agama, ideology, kebatinan, kesenian dan semua unsure yang merupakan hasil ekspresi dari jiwa manusia.
            Para ahli mengemukakan adanya unsure kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :
      1.      Unsur religi
      2.      Sistem kemasyarakatan
      3.      Sistem peralatan
      4.      Sistem mata pencaharian hidup
      5.      Sistem bahasa
      6.      Sistem pengetahuan
      7.      Seni
Bertitik tolak dari system inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
       1.      Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya.
       2.      Kebudayaan sebagai suatu kompleks suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia
             dalam masyarakat
       3.      Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia

KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA, DAN ISLAM
Kebudayaan hindu dan budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan hindu yang berasal dari india itu langsung luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran budha atau budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke pulau jawa. Agama/ajaran budha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari pada hinduisme, sebab budhisme tidak menghendaki adanya kasta-kasa dalam masyarakat.

Kebudayaan Islam
            Pada abad ke-15 dan ke-16, agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama islam pada abad itu berada di pulau jawa. Sebenarnya agama islam masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa jauh sebelum abad ke15. Suatu bukti bahwa awal abad ke-11 sudah ada wanita islam yan meninggal dan dimakamkan di kota Gresik. Masuknya agama islam ke Indonesia, teristimewah ke pulau jawa berlangsung dalam suasana damai. Hal ini disebabkan karena islam dimasukkan ke Indonesia tidak dengan paksa, melainkan dengan cara baik-baik. Di samping itu disebabkan sikap tolenransi yang memiliki bangsa kita.
            Pada abad ke-15, ketika kejayaan maritime majapahit mulai surut, berkembanglah Negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah Negara Malaka di semenanjung Malaka, Negara Aceh di ujung pulau Sumatra, Negara Banten di jawa barat, Negara Demak di pesisir utara jawa tengah, Negara Goa di Sulawesi selatan. Dalam proses perkembangan Negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya teah terpengaruh dan menganut ajaran islam.

KEBUDAYAAN BARAT
Unsur yang juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan barat masuk ke Negara tercinta ini ketika kaum kolonialisme/penjajah menggedor masuk ke Indonesia, terumata bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialisme Belanda, tanah air Indonesia telah dijajah selama 350 tahun.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
            Berbagai penelitian antropologi budaya menunjukkan, bahwa terdapat korelasi diantara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan.
            Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka, dianggap rendah aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam, dan sebagainya.
Contoh : Di Indonesia pada umumnya, apabila seorang wanita hamil tidak mempunyai suami, ia adalah profil seseorang yang telah melanggar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat, dan bangsa pada umumnya. Budaya/adat istiadat keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia yang semacam itu, baik oleh lingkungan keluarga maupun masyarakat, orang itu akan dikucilkan, dicibir, direndahkan harkatnya. Sebab ia telah melanggar adat/kepribadian keluarga dan masyarakat di sekililingnya.
PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSONALISASI
            Untuk menjaga agar hubungan antar anggota masyrakat dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka didalam masyarakat dibedakan adanya :cara atau “usage” kelaziman (kebiasaan) atau “folkways” tata kelakuan atau “mores”, dan adat istiadat “costom”. Disamping norma-norma yang tidak tertulis dan bersifat informal ini, ada juga norma yang sengaja diciptakan secaara formal dalam bentuk pelaturan-peraturan hokum, mengikat setiap anggota untuk mematuhinya, hanya saja kekuatan pengikatnya berbeda.
            Dr.Koentjaranigrat membagi lembaga sosail/peranata-peranata kemasyarakatan menjadi 8 macam yaitu :
1.  Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan atau domestic institutions
2. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencarian hidup (economic institutions)
3. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institution)
      4. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions)
      5. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan  ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi ( aesthetic anda recreational institutions)
      6. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib (religious institutions)
      7.  Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutions)
      8.  Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions).

        Studi Kasus Untuk Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
                  
                  Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga kompenen yaitu : Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi.

Perkembangan multimedia dan budaya menonton yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia, dan menjadi bagian dari budaya kita, merupakan tantangan yang harus dijawab. Kondisi ini memunculkan fenomena menyusutnya budaya baca. Jumlah penerbit bertambah dan jumlah toko buku bertambah, tetapi di sisi lain budaya baca harus terus dipicu dan dipacu.

Perkembangan sosial di Indonesia dimulai dengan reformasi yang membawa perubahan terhadap tantanan kehidupan. Reformasi merupakan suatu proses perbaikan dengan melakukan koreksi terhadap unsure-unsur yang rusak, dengan tetap mempertahankan elemen budaya dasar yang masih fungsional, tanpa merubah bentuk masyarakat dan budaya secara total dan mendasar. Transformasi adalah perubahan yang sifatnya lebih cepat, total, mendasar dan menyeluruh. Sedangkan deformasi merupakan kerusakan pada keteraturan sosial tersebut. Perubahan yang cepat tersebut harus mampu mempertahankan “cultural continuity”, dan disini suatu unsur yang amat perlu dipertahankan adalah kesepakatan-kesepakatan nilai (commonality of values) yang pernah dicapai selama lebih dari 60 tahun silam.
Akibat gejala sosiologis fundamental, maka terjadi pergeseran-pergeseran yang diantaranya sebagai  berikut:

1.      Pergeseran Struktur Kekuasan: Otokrasi Menjadi Oligarki Kekuasaan terpusat pada sekelompok  kecil elit, sementara sebagian besar rakyat (demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan  (wewenang, uang, hukum, informasi dsb.). Krisis dlm representative democracy dan civil society.
2.      Kebencian Sosial Yang Tersembunyi (Socio–Cultural Animosity). Pola konflik di Indonesia ternyata bukan hanya terjadi antara pendukung fanatik Orba dengan pendukung Reformasi, tetapi justru meluas antar suku, agama, kelas sosial, kampung dsb. Sifatnyapun bukan vertical antara kelas atas dan bawah tetapi justru lebih sering horizontal, antara rakyat kecil, sehingga konflik yang terjadi  bukan konflik yang korektif tetapi destruktif (tidak fungsional tetapi disfungsional). Kita menjadi “self destroying nation”.
 - Konflik sosial  yang terjadi di Indonesia bukan hanya konflik terbuka ( Manifest Conflict ) tetapi lebih berbahaya lagi adalah "Hidden atau Latent Conflict" antara berbagai golongan
  -  Cultural animosity adalah suatu kebencian budaya yang bersumber dari perbedaan ciri budaya tetapi juga perbedaan nasib yang diberikan oleh sejarah masa lalu, sehingga terkandung unsur keinginan balas dendam. Konflik tersembunyi ini bersifat laten karena terdapat mekanisme sosialisasi kebencian yang berlangsung dihampir seluruh pranata sosialisasi ( Agent Of Socialization ) di masyarakat (mulai dari keluarga, sekolah, kampung, tempat ibadah, media massa, organisasi massa, organisasi politik dan sebagainya
   -  Kita belum berhasil menciptakan kesepakatan budaya ( Civic Culture )
   -  Persoalannya adalah proses integrasi bangsa kita yang kurang mengembangkan kesepakatan nilai    secara alamiah dan partisipatif ( Integrasi Normatif ), tetapi lebih mengandalkan pendekatan kekuasaan ( Integrasi Koersif )
Blue Spinning Frozen Snowflake