1

Blacy Smiley - Silly

Friday, November 9, 2012

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN



 1. Definisi Sistem Penunjang Keputusan (DSS)
Definisi awalnya adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan.
Sistem berbasis model yang terdiri dari prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Agar berhasil mencapai tujuannya maka sistem tersebut harus:
  • sederhana,
  • robust,
  • mudah untuk dikontrol,
  • mudah beradaptasi,
  • lengkap pada hal-hal penting,
  • mudah berkomunikasi dengannya.
Secara implisit juga berarti bahwa sistem ini harus berbasis komputer dan digunakan sebagai tambahan dari kemampuan penyelesaian masalah dari seseorang.
Definisi lain SPK adalah
  • sistem tambahan,
  • mampu untuk mendukung analisis data secara ad hoc dan pemodelan keputusan,
  • berorientasi pada perencanaan masa depan, dan
  • digunakan pada interval yang tak teratur atau tak terencanakan.
Ada juga definisi yang menyatakan bahwa SPK adalah sistem berbasis komputer yang terdiri 3 komponen interaktif:
  • sistem bahasa  mekanisme yang menyediakan komunikasi diantara user dan berbagai komponen dalam SPK,
  • knowledge system penyimpanan knowledge domain permasalahan yang ditanamkan dalam SPK, baik sebagai data ataupun prosedur, dan
  • sistem pemrosesan permasalahan link diantara dua komponen, mengandung satu atau lebih kemampuan memanipulasi masalah yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Definisi terakhir adalah, istilah SPK mengacu pada “situasi dimana sistem ‘final’ dapat dikembangkan hanya melalui adaptive process pembelajaran dan evolusi”. SPK didefinisikan sebagai hasil dari pengembangan proses dimana user SPK, SPK builder, dan SPK itu sendiri, semuanya bisa saling mempengaruhi, yang tercermin pada evolusi sistem itu dan pola-pola yang digunakan.


Karakteristik dan Kemampuan SPK
  1. SPK menyediakan dukungan bagi pengambil keputusan utamanya pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur dengan memadukan pertimbangan manusia dan informasi terkomputerisasi. Berbagai masalah tak dapat diselesaikan (atau tak dapat diselesaikan secara memuaskan) oleh sistem terkomputerisasi lain, seperti EDP atau MIS, tidak juga dengan metode atau tool kuantitatif standar.

  1. Dukungan disediakan untuk berbagai level manajerial yang berbeda, mulai dari pimpinan puncak sampai manajer lapangan.
  2. Dukungan disediakan bagi individu dan juga bagi group. Berbagai masalah organisasional melibatkan pengambilan keputusan dari orang dalam group. Untuk masalah yang strukturnya lebih sedikit seringkali hanya membutuhkan keterlibatan beberapa individu dari departemen dan level organisasi yang berbeda.
  3. SPK menyediakan dukungan ke berbagai keputusan yang berurutan atau saling berkaitan.
  4. SPK mendukung berbagai fase proses pengambilan keputusan: intelligence, design, choice dan implementation.
  5. SPK mendukung berbagai proses pengambilan keputusan dan style yang berbeda-beda; ada kesesuaian diantara SPK dan atribut pengambil keputusan individu (contohnya vocabulary dan style keputusan).
  6. SPK selalu bisa beradaptasi sepanjang masa. Pengambil keputusan harus reaktif, mampu mengatasi perubahan kondisi secepatnya dan beradaptasi untuk membuat SPK selalu bisa menangani perubahan ini. SPK adalah fleksibel, sehingga user dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau mengatur kembali elemen-elemen dasar (menyediakan respon cepat pada situasi yang tak diharapkan). Kemampuan ini memberikan analisis yang tepat waktu dan cepat setiap saat.
  7. SPK mudah untuk digunakan. User harus merasa nyaman dengan sistem ini. User friendliness, fleksibelitas, dukungan grafis terbaik, dan antarmuka bahasa yang sesuai dengan bahasa manusia dapat meningkatkan efektivitas SPK. Kemudahan penggunaan ini diiimplikasikan pada mode yang interaktif.
  8. SPK mencoba untuk meningkatkan efektivitas dari pengambilan keputusan (akurasi, jangka waktu, kualitas), lebih daripada efisiensi yang bisa diperoleh (biaya membuat keputusan, termasuk biaya penggunaan komputer).
  9. Pengambil keputusan memiliki kontrol menyeluruh terhadap semua langkah proses pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. SPK secara khusus ditujukan untuk mendukung dan tak menggantikan pengambil keputusan. Pengambil keputusan dapat menindaklanjuti rekomendasi komputer sembarang waktu dalam proses dengan tambahan pendapat pribadi atau pun tidak.
  10. SPK mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru dan penyempurnaan sistem, yang mengarah pada pembelajaran tambahan, dan begitu selanjutnya dalam proses pengembangan dan peningkatan SPK secara berkelanjutan.
  11. User/pengguna harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam organisasi user tadi dengan melibatkan sedikit saja bantuan dari spesialis di bidang Sistem Informasi (SI).
  12. SPK biasanya mendayagunakan berbagai model (standar atau sesuai keinginan user) dalam menganalisis berbagai keputusan. Kemampuan pemodelan ini menjadikan percobaan yang dilakukan dapat dilakukan pada berbagai konfigurasi yang berbeda. Berbagai percobaan tersebut lebih lanjut akan memberikan pandangan dan pembelajaran baru.
  13. SPK dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen knowledge yang bisa memberikan solusi yang efisien dan efektif dari berbagai masalah yang pelik.
Keuntungan SPK:
  1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks.
  2. Respon cepat pada situasi yang tak diharapkan dalam kondisi yang berubah-ubah.
  3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
  4. Pandangan dan pembelajaran baru.
  5. Memfasilitasi komunikasi.
  6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
  7. Menghemat biaya.
  8. Keputusannya lebih tepat.
  9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
  10. Meningkatkan produktivitas analisis.


2. ERP (Enterprise Resource Planning)

ERP yang merupakan kependekan dari Enterprise Resource Planning adalah integrasi dari praktek management bisnis dengan teknologi modern. IT terintegrasi dengan 'core' proses bisnis dari unit bisnis untuk merangkumkan dan menyelesaikan tujuan bisnis secara spesifik.
Pada prinsipnya, ERP adalah sebuath gabungan dari 3 buah komponen penting, yaitu: Praktek Management bisnis, IT dan Tujuan dari bisnis yang spesifik.
Sederhananya, ERP adalah sebuah arsitektur software yang membantu streaming dan pendistribusian informasi terhadap seluruh bisnis unit. ERP memberikan para eksekutif sebuah overview yang komprehensif yang akan mempengaruhi keputusan bisnis secara produktif.
Pada core ERP terdapat sebuah data respository terpusat dan ter'managed' yang merequest dan mensupply informasi atau data untuk suatu aplikasi operasional dalam platform universal komputer yang terintegrasi satu sama lainnya.


Pada awalnya ERP hanya diimplementasikan pada organisasi yang besar dengan organisasi yang mengunakan resources yang sangat luas, namun sekaranga penggunaan ERP sudah mengalami perubahan beberapa tahun terakhir ini, dan ERP sekarang dapat diimplementasikan pada skala perusahaan menengah dan berbagai macam industri.
Arsitektur software ERP sekarang ini dapat merangkum fungsi-fungsi yang ada dalam suatu bisnis dan mengintegrasikannya dalam satu tempat dari gabungan database. Misalkan, fungsi dari HRD, Supply Chain Management, Customer Relationship Management, Keuangan, produksi, management gudang dan logistik, yang mana dulunya menggunakan aplikasi/software dan database masing-masing & terpisah, maka sekarang ini masing-masing unit aplikasi itu disatukan dengan satu payung, yaitu arsitektur ERP.
SingCat Network selaku penyedia ERP, telah banyak pengalaman dalam menerapkan ERP pada beberapa perusahaan baik swasta murni maupun BUMN.
 



3. Contoh Real ERP di Perusahaan

Fujitsu Implementasikan SAP Bussiness One untuk Ciracasindo Perdana

Perkembangan bisnis perusahaan terkadang membuat sistem informasi yang digunakan tidak lagi dapat mengakomodasi kebutuhan informasi yang terus meningkat. Hal itulah yang dirasakan oleh Ciracasindo Perdana, perusahaan pemroduksi produk minuman yang sedang berkembang pesat. Agar dapat mengakomodasi meningkatnya kebutuhan sistem informasi perusahaan seiring perkembangan perusahaan, Ciracasindo Perdana menunjuk Fujitsu untuk mengimplementasikan solusi ERP Bussiness One dari SAP.

Bapak Syarief Hubeis, Direktur Ciracasindo Perdana, memberikan sambutan.
Solusi Bussiness One merupakan produk dari SAP yang ditujukan untuk perusahaan skala menengah. Solusi ini dipilih oleh Ciracasindo Perdana karena berbagai fitur yang ada dalam solusi ini dirasa sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Keputusan tersebut ternyata berdampak positif. Sistem informasi kantor pusat dan kantor cabang yang selama ini tidak terintegrasi dapat disatukan melalui penggunaan solusi Bussiness One ini. Permasalahan dalam proses bisnis antara kantor cabang dengan kantor pusat yang selama ini membutuhkan waktu lama untuk dipecahkan sekarang dapat dipecahkan dalam waktu yang relatif singkat.
Selain itu, solusi ERP tersebut ternyata dapat memberikan sejumlah keuntungan pada perusahaan, terutama dalam hal meningkatnya kecepatan informasi dalam perusahaan. Hal itu tentu saja berimbas positif pada meningkatnya kinerja keseluruhan perusahaan. Berkat peningkatan kinerja tersebut, Ciracasindo Perdana berhasil mengurangi pemakaian sumber daya sampai dengan 30%.

Perwakilan dari Ciracasindo Perdana menjelaskan keuntungan apa saja yang diperoleh persahaan dari implementasi SAP Bussiness One.
Ciracasindo Perdana adalah perusahaan skala menengah yang bergerak dalam bidang produksi dan distribusi produk  jus buah Sunfresh, kopi Douwe Egberts, dan pemanis Equal. Dalam perkembangannya, Ciracasindo Perdana sempat mengalami kesulitan dalam mengatur sistem informasi perusahaan. Namun, hal itu ternyata bisa diatasi ketika tahun 2009 yang lalu, mereka menggandeng Fujitsu untuk mengimplementasikan sistem ERP Bussiness One dari SAP. Kesuksesan Ciracasindo Perdana dalam menjalankan sistem ERP dari SAP ini dapat menjadi contoh nyata untuk perusahaan-perusahaan skala menengah yang selama ini masih ragu dalam mengimplementasikan sistem ERP.





4. Elemen-Elemen Sistem Penunjang Keputusan 
Komponen Sistem Pendukung Keputusan Untuk dapat menerapkan sistem pendukung keputusan , ada empat subsistem yang harus di sediakan (Turban, 1998), yaitu :

1. Subsistem manajemen data
2. Subsistem manajemen model
3. Subsistem manajemen pengetahuan
4. Subsistem manajemen antarmuka pengguna

1. Subsistem Manajemen Data

Merupakan subsistem yang menyediakan data bagi sistem. Sumber data berasal dari data internal dan data eksternal . subsitem ini termasuk basis data, berisi data yang relevan untuk situasi dan diatur oleh perangkat lunak yang disebut database management system (DBMS)

Subsistem manajeman data dibangun dari elemen-elemen antara lain basis data SPK, DBMS (Database Management System), direktori data dan fasilitas query.
Basis data adalah kumpulan dari data yang saling terhubung dan dikelola sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan struktur dari sebuah organisasi yang bisa digunakan oleh lebih dari satu orang dan lebih dari satu aplikasi. Data dari basis data sebuah SPK didapatkan dari sumber data internal dan sumber data eksternal.

Data internal pada umumnya berasal dari sistem pemrosesan transaksi organisasi serta berbagai data operasi dari bidang fungsional. Jenis data yang tergolong data jenis ini misalnya pembayaran bulanan, penjadwalan perawatan mesin, penaksiran penjualan yang akan datang, cost of out-stock item, dan future hiring plans.

Data eksternal yaitu data-data yang berasal dari luar organisasi atau organisasi lain misalnya pemerintah atau asosiasi perdagangan , tapi mempunyai pengaruh terhadap organisasi. Data ini mungkin dimasukkan ketika SPK dipakai atau sebelumnya disimpan di dalam basis data SPK. Contoh dari data jenis ini antara lain data industri, data riset marketing, data sensus, data ekonomi nasional, dan lain-lain.

Data Personal (private data) meruapkan jenis data lain yang digunakan oleh pembuat keputusan untuk penaksiran terhadapa data spesifik dalam keadaan tertentu.
Organisasi data untuk SPK berbeda-beda tergantung kebutuhan dari SPK tersebut. Organisasi berupa data warehouse sering digunakan untuk membangun aplikasi SPK. SPK yang berukuran besar biasanya memiliki mempunyai organisasi datanya sendiri yang terintegrasi, berupa basis data SPK multiple sources. Namun basis data SPK bisa juga dibangun untuk bisa berbagi dengan DBMS yang lain dan secara fisik ditempatkan di tempat yang sama dengan alasan biaya dan segi ekonomisnya.
Ekstraksi data merupakan suatu proses yang dikelola oleh DBMS yang meliputi proses meng-import , meringkas, menyaring dan mempersingkat data.

DBMS  mengatur berbagai database seperti diagram berikut :



Keuntungan database SPK yang terpisah-pisah adalah:
  1. Kontrol yang lebih besar terhadap data.
  2. Lebih baik dalam memanajemen data.
  3. Kebanyakan database ditujukan dalam memproses data, sehingga database yang terpisah lebih efisien untuk SPK.
  4. SPK bisa melibatkan berbagai fungsi, membutuhkan input dari beberapa database. Satu kali saja diekstrak ke dalam satu database, maka penggunaan data selanjutnya akan lebih efisien dan mudah.
  5. Perubahan dan update lebih cepat, mudah, dan murah.
  6. Akses yang lebih mudah dan manipulasi data bisa dilakukan.
  7. Dapat mengadopsi struktur database yang optimal untuk penggunaan SPK yang spesifik (seperti relasional atau object-oriented).
Kerugian database SPK yang terpisah-pisah, yaitu:
  1. Penambahan database khusus lebih mahal dalam hal pembangunannya, keamanan, dan perawatannya bila dibandingkan dengan satu database.
  2. Database yang terpisah dapat dimodifikasi oleh user yang berbeda-beda menurut cara mereka masing-masing. Jika data yang redundant disimpan dalam tempat yang berbeda, dan jika data dimodifikasi dengan cara berbeda-beda, maka bisa menyebabkan data yang tak konsisten dalam organisasi itu.
Kemampuan DBMS dalam SPK:
  • Mendapatkan/mengekstrak data agar bisa masuk ke dalam database SPK.
  • Secara cepat mengupdate (menambah, menghapus, mengedit, mengubah) record data dan file.
  • Menghubungkan data dari berbagai source.
  • Secara cepat menampilkan data dari database dalam queiries dan report.
  • Menyediakan keamanan data menyeluruh (proteksi dari akses yang tidak berhak, kemampuan recover, dan lain-lain).
  • Menangani data personal dan tidak resmi sehingga user dapat mencoba dengan berbagai solusi alternatif berdasarkan pertimbangan mereka sendiri.
  • Menyuguhkan penampilkan data secara lebih kompleks dan proses manipulasinya berdasarkan queries yang diberikan.
  • Melacak penggunaan data.
2. Subsistem Manajemen Model

Merupakan subsistem yang berfungsi sebagai pengelola berbagai model. Model harus bersifat fleksibel. Artinya, mapu membantu pengguna untuk memodifikasi atau menyempurnakan model, seiring dengan perkembangan pengetahuan. Perangkat lunak ini disebut dengan model base management sistem (MBMS).
Universitas Sumatera Utara 11

Salah satu keunggulan dari SPK adalah kemempuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan basis data sebagai mekanisme intgrasi dan komunikasi di antara model-model.
Subsistem manajemen model dibentuk dari beberapa elemen antara lain : basis model (model base), sistem manajemen basis model (model base management system), bahasa pemodelan (modelling language), direktori model (model directory), dan eksekusi, intgrasi dan perintah model (model execution, integration dan command ).
Di dalam basis model terdapat routine dan model-model stasistik, model-model finansial , model forecasting dan model-model kuantitif yang lain yang menyediakan kemampuan analisis dalam sebuah SPK. Kemampuan untuk meminta (invoke), menjalankan, mengubah, mengkombinasikan/mengabungkan dan memeriksa model adalah kunci kemampuan SPK yang berbeda dengan sistem berbasis komputer yang lain.
Bahasa pemodelan digunakan untuk mengatasi kesulitan SPK dalam mengkostumisasi model. Bahasa pemodelan biasanya berupa high-level language misalnya COBOL, atau bahasa generasi keempat yang lain dan bahasa pemodelan khusus misalnya IFPS-Plus.
Sistem manajemen basis model (model base management system) berperan dalam menciptakan model menggunakan subrutin dan building block yang lain , memebentuk routine baru dan meng-update,merubah, dan memanipulasi model data.
Peran direktori model analog dengan peran direktori data pada basis data yaitu merupakan katalog dari semua model yang ada dan semua perangkat lunak lain dalam basis model. Di dalam direktori model terdapat definisi model dan fungsi utamanya untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan dari sebuah model.
Eksekusi model (model execution) dalah proses pengontrolan sebuah model yang sedang berjalan. Penggabungan model (model integration) dapat diartikan sebagai penggabungan operasi dari beberapa model ketika dibutuhkan. Sedangkan sebuah pemroses perintah model (model command processor) digunakan untuk menerima dan menterjemahkan instruksi model dari komponen dialog dan melewatkannya ke model base management system, eksekusi model atau fungsi integrasi.
3. Subsistem Manajemen Pengetahuan ( The Knowledge Subsystem)
Sebagai pendukung sembarang subsistem yang lain atau sebagai suatu komponen yang bebas. Subsistem ini berisi data item yang diproses untuk menghasilkan pemahaman, pengalaman, kumpulan pelajaran dan keahlian. Diproses untuk menghasilkan pemahaman, pengalaman, kumpulan pelajaran dan keahlian.
Permasalahan yang dihadapi oleh SPK akan bertambah kompleks dan rumit sehingga diperlukan expertise untuk memberikan solusi yang baik di luar kemampuan SPK biasa. Expertise ini disediakan oleh sistem pakar atau sistem cerdas yang lain. SPK jenis ini dilengkapi dengan komponen yang disebut manajemen pengetahuan (knowledge management).
Komponen manajemen pengetahuan menyediakan expertise yang diperlukan untuk memecahkan beberapa aspek permasalahan dan meyediakan pengetahuan yang bisamenigkatkan operasi dari komponen SPK yang lain.
Komponen pengetahuan bisa terdiri atas satu atau lebih sistem cerdas. SPK yang dilengkapi dengan sistem cerdas atau sistem pakar disebut intelligent DSS atau DSS/ES atau expert support system atau Knowledge- based DSS.
4. Subsistem Manajemen Antarmuka Pengguna ( Dialog )
Merupakan fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif. Melalui sistem dialog ini sistem diartikulasikan sehingga dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang atau pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem pendukung keputusan dan memerintah sistem pendukung keputusan melaui sistem ini.
Komponen antarmuka suatu SPK (Management of the User Interface Subsytem) adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang memberi antarmuka antara pemakai dan SPK Komponen antarmuka menyajikan keluaran (output) SPK pada pemakai dan mengumpulkan masukan (input) ke dalam SPK Menurut Turban (1995), subsistem antarmuka dari suatu SPK harus mempunyai kemampuan seperti di bawah
a.Menyediakan Graphical User Interface (GUI)
b.Mengakomodasi user dengan bermacam piranti masukan (input)
c.Menampilkan data dengan berbagai macam format dan piranti keluaran (output)
d.Memberi kemampuan help, prompting, rutin diagnostic dan suggestion serta dukungan fleksibel yang lain
e.Meyediakan interaksi dengan database dan basis model
f.Menyimpan data masukan dan keluaran
g.Mempunyai windows yang mengijinkan berbagai fungsi untuk ditampilkan serentak.
h.Menyediakan dukungan komunikasi antara pemakai (user) dan pembuat (builder) SPK.
i.Meyediakan latihan dengan contoh-contoh
j.Menyediakan fleksibilitas dan adaptiveness sehingga SPK bisa mengakomodasi masalah dan teknologi yang berbeda.
k.Mampu berinteraksi dalam berbagai gaya dialog yang berbeda.

Proses pada subsistem antarmuka digambarkan pada gambar 2.3. Pengguna berinteraksi dengan komputer lewat action language yang diproses lewat user interface management system. Pada sistem terkini, komponen antarmuka telah dilengkapi natural language procesor dan mungkin memakai object standar (misalnya menu pull-down dan button) lewat Graphical User Interface (GUI).
Ada beberapa jenis gaya dialog untuk komunikasi antara user dan SPK (Suryadi,1998) antara lain:
a.Dialog tanya jawab
Dalam dialog jenis ini SPK bertanya kepada pemakai , kemudian pemakai memberi jawaban dan seterusnya sampai SPK membeikan jawaban yang diperlukan untuk mendukung keputusan.
b.Dialog Perintah
Dalam dialog jenis ini, perintah digunakan untuk menjalankan fungsi- fungsi SPK. Format perintah biasanya menggunakan kata-kata standar dan pendek serta relatif mudah untuk dipelajari.
c.Dialog Menu
Gaya dialog ini paling populer dalam SPK. Dalam dialog gaya ini pemakai memilih satu dari beberapa alternatif menu dengan penekanan tombol keyboard atau klik mouse
d.Dialog form masukan/keluaran.
Dialog jenis ini menyediakan form masukan untuk memasukkan perintah dan data. Sedangkan form keluaran merupakan tangapan dari SPK. Sesudah form keluaran , biasanya pemakai dapat mengisi form masukan lain untuk melanjutkan dialog.
e.Dialog masukan dalam konteks keluaran
Perluasan dari dialog form masukan adalah dengan mengkombinasikan form masukan dan keluaran sehingga masukan dari pemakai selalu dalam konteks keluaran SPK sebelumnya. Dalam gaya dialog ini SPK memperlihatkan keluaran yang dapat diisi oleh pemakai sehingga bisa sekaligus mengubah keluaran.




5. Contoh Dari Sistem Penunjang Keputusan

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PADA BANK SYARIAH DAN PEMILIHAN TEMPAT KERJA

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PADA BANK SYARIAH
Perkembangan dunia perbankan di Indonesia sekarang cukup kompetitif,masing-masing bank ingin memberikan layanan yang terbaik,ada pula kebutuhan konsumen terhadap produk jasa perbankan yang bersifat syariah.
Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan). Bank syariah harus dapat menampilkan hal-hal yang berbeda dan menarik untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Manajemen yang baik, akan menghasilkan keputusan jangka panjang yang dapat menambah umur suatu perusahaan. Untuk itu dikembangkan sebuah sistem yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan perusahaan atau biasa disebut Sistem Penunjang Keputusan (SPK). SPK di bank disesuaikan dengan fungsinya. Fungsi-fungsi tersebut dapat digambarkan dalam struktur organisasi bank. Contoh struktur organisasi sebuah bank adalah sebagai berikut (contoh struktur organisasi bank Syariah Mandiri):

Struktur organisasi tergantung pada besar-kecilnya bank (bank size), keragaman layanan yang ditawarkan, keahlian personilnya dan peraturan-peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Tidak ada acuan baku bagi penyusunan struktur organisasi bagi bank dalam segala situasi kebutuhan operasinya. Bank mengorganisasikan fungsi-fungsinya untuk melayani nasabahnya atau menempatkan karyawan yang ada atau karyawan baru sesuai dengan bakat dan kemampuannyanya. Struktur organisasi setiap bank berikut tanggung jawab dan wewenang para pejabatnya bervariasi satu sama lain. Oleh karena itu struktur organisasi mencerminkan pandangan manajemen tentang cara yang paling efektive untuk mengoperasikan bank.
Sejalan dengan perkembangannya fungsi-sungsi tersebut dapat dibagi-bagi lagi dalam beberapa kegiatan. Dalam perbankan syariah, fungsi pembiayaan dapat dibagi dalam pembiayaan piutang (debt financing) berdasarkan prinsip jual-beli (murabahah, salam atau istishna), atau sewa-beli (ijarah), pembiayaan modal (equity financing) berdasarkan prinsip mudharabah (trustee financing) atau musyarakah (jount venture profit sharing). Fungsi operasi dapat dibagi dalam tellers, pembukaan rekening (opening new account), penerimaan simpanan (deposit), pemrosesan simpanan (deposit) dan layanan yang berkaitan dengan simpanan (deposit related services) seperti pemindah – bukuan, pengiriman uang (money transfer), inkaso (collections), pembayaran tagihan (bill paying) dan lain, komputer service dan akuntansi, personalia dan sundries.
Kegiatan usaha bank syariah antara lain:
Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
  1. Musyarakah, pembiayaan berdasarkan prinsip usaha patungan
  2. Murabahah, jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
  3. Ijarah, pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa.
Prinsip Operasi Bank Syariah
Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
  1. Prinsip Keadilan Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank dan Nasabah
  2. Prinsip Kemitraan Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya
  3. Prinsip Keterbukaan Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank UniversalitasBank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil’alamiin.
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN
SPK yang akan dibahas disini lebih dilihat dari produk-produk bank. Secara umum bank syariah mempunyai produk-produk sebagai berikut:
- Penghimpunan dana, seperti tabungan, giro, deposito.
- Pembiayaan/kredit, misalnya kredit pemilikan rumah, kredit usaha, kredit consumer.
- Jasa layanan lainnya, seperti transfer, inkaso, bank garansi.
Di setiap jenis produk bank tersebut memerlukan keputusan-keputusan yang harus diambil, misalnya:
- Pada produk penghimpunan dana, memutuskan berapa persen tingkat bagi hasil keuntungan  yang sesuai dengan prinsip syariahtabungan, giro dan deposito, jangka waktu pembayaran, dan sebagainya.
- Pada produk pembiayaan, memutuskan tingkat pinjaman di tiap-tiap jenis kredit, kelayakan suatu pengajuan kredit diterima atau ditolak dan berapa jumlah kredit yang diterima.
- Pada produk jasa layanan lainnya, memutuskan besarnya tarif transfer, memutuskan diterima atau tidak bank garansi dan besarnya.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut yaitu keputusan untuk layak atau tidak nasabah mendapat pembiayaan , digunakan sebuah sistem penunjang keputusan. Pemrosesan data dilakukan secara komputerisasi, sehingga lebih efisien. Beberapa data yang harus diproses antara lain:
- Data debitur, meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran perbulan, kreditabilitas, referensi, angsuran lain, tanggungan.
- Data jaminan yang diagunkan, meliputi sertifikat, lokasi, dan harga.
- Prosedur dan dokumen-dokumen berdasar pekerjaannya, misalkan SK pengangkatan PNS, pegawai BUMN
- Kekayaan dan hubungan bank, misalnya jumlah tabungan dan deposito
Semua data-data di atas diinputkan, dan sistem akan melakukan penilaian setiap point data, kemudian akan memberikan hasilnya dalam bentuk angka. Misalkan dari 10 % sampai 100 %
SPK pemilihan tempat kerja
Memilih tempat kerja sehabis lulus kuliah s1 merupakan suatu yang sangan penting,karena untuk itulah saya akan mulai memasuki dunia yang ’sebenarnya’ , dengan berbekal ilmu yang saya dapat ketika duduk dibangku kuliah.saya mulai mencoba memikirkan pekerjaan apa yang cocok dan sesuai dengan saya yang belum berpengalaman ini.beberapa faktor yang saya pertimbangkan :
1 latar belakang perusahaan
2 sistem kontrak
3 lokasi
4 salary
5 fasilitas
Dari faktor-faktor tersebut saya memberikan nilai kuantitatif :
1 latar belakang perusahaan :
- lembaga pemerintahan : 70-75
- swasta nasional : 60 – 80
- swasta multinasional : 70-85
- BUMN : 70-90
- yayasan non profit : 50-60
- Bank negri : 70-80
- Bank Swasta : 65-75
2 sistem kontrak :
- 3 bulan awal : 60
- 6 bulan : 65
- 1 tahun :70
- tetap : 75
3 lokasi :
- Jakarta : 70
- Bekasi : 75
- luar kota/daerah : 65
4 Salary :
- 1 jt – 2 jt : 60-65
- 2jt – 3 jt : 65-75
- 3jt <      : 75
5 fasilitas :
- transport : 65
- makan : + 10
- THR : + 5
- Rumah sakit + 5
Dari penilaian di atas saya dapat menjumlahkan per faktor dengan prakiraan nilai 175-250,dengan nilai tertinggi maka saya dapat lebih mempertimbangkan tempat kerja yang relevan untuk saya.

Sumber : http://revoluthion.wordpress.com/2010/01/11/sistem-penunjang-keputusan-pada-bank-syariah-dan-pemilihan-tempat-kerja/
Blue Spinning Frozen Snowflake